Tuhan Yang Maha Kuasa
benar-benar unik dalam dzat dan sifatnya. Tak ada cara apapun untuk
membandingkan-Nya, atau dapat dibandingkan, dengan dzat atau sesuatu yang lain
yang kita tahu atau dapat kita bayangkan. Dalam ayat terakhir Surat yang
dikutip di bab terdahulu, kita diingat-kan bahwa tidak hanya "Tidak ada
yang serupa dengan Dia tetapi tidak ada satu pun dalam keserupaan-Nya yang
dapat dibayangkan." Lalu bagaimana kita dapat mengetahui Dia? Kita akan menyadari-Nya
melalui sifat-sifat-Nya.
Wahyu Tuhan yang terakhir
dan penghabisan --kitab suci Al-Qur'an memberi kita 99 sifat Tuhan dengan nama
puncaknya-- ALLAH! Sembilan puluh sembilan sifat atau nama Tuhan yang disebut
Asma-ul-husna (Nama-nama yang paling indah) disebut berselang-seling dalam
keseluruhan teks Al-Qur'an; seperti sebuah kalung mutiara cantik dengan sebuah
liontin cemerlang --Allah.
Berikut ini sebuah contoh
bagian. kalung itu:
"Dia-lah Allah yang
tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha
Sejahtera, Yang mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha
Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang memiliki Segala Keagungan, Maha Suci, Allah dari
apa yang mereka persekutukan." (QS. Al--Hasyr: 23-24).
"Nama-nama Yang Paling Indah"
Dalam kedua ayat yang
dikutip di atas, kita menghitung 13 dari 99 sifat yang disebut berselang-seling
dalam keseluruhan kitab suci Al-Qur'an. Bahkan penentang Islam yang paling
berprasangka dan bermusuhan terpaksa menerima bahwa meski dalam bentuk terjemahan,
sifat-sifat dan penyusunan katanya indah dan unik. Dalam bahasa Arab asli
kata-kata dan konstruksinya benar-benar tak dapat dibandingkan dan agung.
Bagaimana mungkin seorang
ummi; seorang yang tidak dapat membaca dan menulis, di antara sebuah bangsa
yang ummi, tak terpelajar, dapat menyusun rapsodi Tuhan seperti itu 14 abad
yang lalu? Kita harus ingat bahwa tidak ada ensiklopedi atau risalat dimana
Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam dapat mencari keterangan di dalamnya
walau jika buku-buku tersebut bertebaran di padang pasir Arab. Lalu dari mana
Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapatkan ilmu agama yang berharga ini?
Dia berkata, "Semua diberikan kepada saya oleh Tuhan melalui wahyu!"
Bagaimana lagi kita dapat menilainya?
Merupakan percobaan yang
bagus untuk meminta teman-teman kita yang paling pandai agar membangkitkan
beberapa sifat Tuhan bagi kita: Saya yakinkan Anda bahwa dengan semua
pengetahuan yang mereka miliki, para profesor dan para doktor ilmu agama
tersebut tidak akan dapat menghitung kembali meski hanya selusin. Yang paling
bijak akan berkata: "Perhatikan, Muhammad adalah seorang yang cerdas, dan
bagaimanapun juga seorang yang cerdas lebih unggul 10 kali lebih baik dari
kita!" Terhadapnya kita memberi tanggapan: "Benar bahwa seorang yang
cerdas dapat melakukan 10 kali lebih baik dari kita. Nabi Shallallahu Alaihi wa
Sallam tersebut telah memberi kita 99 sifat. Tetapi, yang membuat daftar
tersebut merupakan mu'jizat dan bersifat ketuhanan adalah satu yang dihilangkan
dari daftarnya". Kata "Bapa", itulah Mu'jizat!
Bapa di Surga
Dalam daftar kita yang
bersifat manusia, tidak ada penyumbang akan terperosok mengucapkan kata Bapa
dalam setengah lusin sifat yang pertama. Mu'jizat daftar Muhammad Shallallahu
Alaihi wa Sallam bukanlah pada "sembilan puluh sembilan sifat"
tersebut tetapi pada hal khusus yang dihilangkannya dari Al Qur'an. Kata
"Bapa" sebagai sebuah sifat Tuhan membayang-bayangi dihadapannya
selama 23 tahun hidup kenabiannya. Dia menghindarinya, dia mengeluarkannya dari
perbendaharaan katanya (secara sadar atau tidak sadar) selama 2 dekade lebih
dan karenanya berada di luar teologi Islam.
Anda berhak untuk
menanyakan saya, "Apa doa Tuhan orang-orang Kristen?" Ya, apa itu?
Baca Tuan Deedat! Maka saya membaca:
"Bapa kami yang ada
di dalam surga, dimuliakanlah nama-Mu; datanglah kerajaan-Mu, jadilah
kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga."
"Apa yang salah
dengan itu?" Anda bertanya. "Tidak ada!" Maka mengapa umat Islam
begitu alergi terhadapnya?
Saya tidak begitu berprasangka
seperti musuh kita. Kita harus mengetahui bahwa doa orang Kristen adalah sebuah
doa yang indah tetapi benar-benar terdapat kekurangan di dalamnya. Anda lihat
anak saya tidak akan pernah belajar nama Tuhan melalui doa ini. Apakah
nama-Nya? Dalam keseluruhan 27 kitab Perjanjian baru nama Tuhan tidak pernah
ada walaupun hanya satu! "Bapa" diberikan di sini sebagai sebuah
pengganti. Ini bukan nama-Nya! Sebagai sebuah sifat, yang berarti --Raja,
Tuhan, Pencipta, Penyedia, saya tak dapat mengecualikannya. "Bapa terkasih
di dalam surga. Bapak Surga kami!" dll. Kami umat Islam mengecualikan arti
yang baru tersebut, arti tambahan yang diperlukan dari kata Bapa.
Satu-satunya Anak Keturunan, Dan lain-lain
Dalam teologi Kristen,
kata "Bapa" yang sederhana dan tak bernoda ini memerlukan sebuah arti
baru. Dia; menurut Kristen, orang yang menurunkan Yesus sebagai anaknya. Mereka
berkata dalam catechism. "Yesus adalah Tuhan yang sebenarnya dari Tuhan
yang sebenarnya, anak keturunan Bapa, anak keturunan yang tidak dibuat.
"Jika kata-kata mempunyai arti tertentu, apakah arti kata-kata ini? Tentu
saja ini berarti apakah perkataan! Tuhan mempunyai banyak anak berdasarkan
kitab suci Injil. Adam, Israel, Ephraim, David, Solomon dan lain-lain ...
Tetapi semua ini anak-anak kiasan. Tuhan Yang Maha Kuasa sebagai pencipta dan
pemberi harapan mengkiaskan Bapa setiap mahluk hidup; setiap binatang atau
manusia: tetapi Yesus, orang-orang Kristen berkata, tidak seperti ini semua.
Dia anak keturunan, bukan "Buatan!" Menurut Islam ini adalah
pengucapan yang paling buruk, mensifatkan kepada Tuhan sebuah sifat hewan
--fungsi seks hewan yang lebih rendah!
Perubahan Makna
Pada awalnya kata
"Bapa" untuk Tuhan tidak membawa asosiasi yang menghina Tuhan, tetapi
kata-kata itu berubah artinya sesuai waktu. Saya hanya akan memberi Anda 2
contoh: "Comrade" dan "gay":
"Comrade"
asalnya sebuah kata yang indah dan tak bernoda, yang artinya seorang teman,
sebuah perkumpulan atau sebuah sekutu yang diambil dari bahasa Perancis Kuno
comrade (kawan/saudara/sahabat), teman sekamar atau tentara yang berbagi
ruangan yang sama. Tetapi saat ini kata yang sama tersebut berbau busuk dalam
lubang hidung orang-orang Amerika sebagai "seorang pengikut Stalin",
seorang komunis, seorang anggota partai Marxist-Leninist, aliran radikal apa
pun sebagai sebuah subversi atau revolusioner yang harus dihilangkan seperti
hama atau parasit. Jika ada salah seorang dari teman bodoh Anda menyebut Anda
saat ini dengan "Comrade" di Amerika Serikat, ia dapat membahayakan
karir Anda; juga hidup Anda!
"Gay" apa yang
salah dengan kata ini? Tidak ada sama sekali! Saya mempelajari kata ini pada
masa awal sekolah seperti pameran atau dikarakteristikkan dengan penuh
kenyamanan dan kegembiraan bersuka ria; seorang yang telah menikah. Saya diajar
untuk menyanyikan:
"Raja yang lemah
lembut dan wanita yang bergembira di atas gunung memulai hari."
Saya telah melupakan
keseimbangan puisi ini. Disini, saya mengerti arti kata "gay" berarti
senang dan riang gembira. Saya tidak mempunyai prasangka sedikit pun bahwa
suatu hari kata yang tidak berbahaya yang dipelajari anak-anak di sekolah dalam
suatu waktu itu artinya berubah menjadi homoseksual yang tercemar dan kotor:
perbuatan sodomi dan catamite dalam pengertian yang paling dasar.
Maka "wanita
gay" saat ini berarti wanita lesbian! Dalam cara yang sama kata yang
terhormat "Bapa" menjadi terkontaminasi oleh kepercayaan
"satu-satunya keturunan Bapa!" dan lain-lain.
Rabb atau Abb?
Tuhan Yang Maha Kuasa
melalui Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam melindungi Islam dan umatnya
dengan mengeluarkan kata "Bapa" (Abb) untuk Tuhan dari perbendaharaan
kata agamanya. Adalah merupakan kenyataan yang menakjubkan bahwa meski kitab
suci Al-Qur'an mencantumkan 99 sifat Tuhan, termasuk kata Rabb yang berarti Raja,
Pemberi harapan, Penopang, Penyusun, Tuhan, tetapi kata yang lebih mudah Abb,
berarti "Bapa/ayah" dalam bahasa Arab dan Ibrani, tidak satu kali pun
digunakan, sehingga melindungi umat Islam dari fitnah tentang anak keturunan
tunggal. Kepada siapa kita harus memberi penghargaan atas perbuatan ini: Allah
atau Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam? Nabi Suci Shallallahu Alaihi wa
Sallam tersebut menyangkal setiap penghargaan, selalu berkata bahwa semua ini
diberikan kepadanya dengan wahyu, kata-kata yang Anda dengar bukanlah miliknya,
tetapi firman Tuhan yang didiktekan kepadanya!
Menyelesaikan Perdebatan
Kitab suci Al-Qur'an
adalah sebuah mu'jizat yang sangat besar. Sebuah kitab mu'jizat yang dapat
dijelaskan dari titik pandang yang tak terkira banyaknya. Saya telah mencoba
dari beberapa aspek sederhana untuk berbagi dengan Anda di mana saya, sebagai
orang awam terpesona dengannya. Tidak ada akhir untuk penelitian ini. Saya
tinggalkan tugas ini kepada saudara saya yang lebih terpelajar, dan sarjana
Islam yang terpelajar. Jika saja saya dapat hidup untuk melihat usaha mereka.
Izinkan saya mengakhiri ini dengan contoh terakhir saya, untuk publikasi pendek
ini.
Panggilan ke Swaziland
Beberapa tahun yang lalu,
sebuah perdebatan timbul di Swaziland. Raja Sobuza kehilangan Ratu pilihannya.
Gereja-gereja Kristen di negara tersebut mulai ribut pada masalah periode
menunggu sebelum seorang pria dapat menikah kembali. Bukanlah sebuah masalah
yang serius untuk didiskusikan karena raja masih mempunyai 8 istri lagi. Maka
topik diubah menjadi: "Berapa lama seorang istri harus menunggu jika
suaminya mati." Sewaktu debat sedang berlangsung sangat hebat dalam
kerajaan yang kecil sekali tersebut; raja yang baik itu memerintahkan sebuah
muktamar seluruh gereja di negara tersebut untuk membahas persoalan itu.
Mr. Moosa Borman, seorang
Swazi yang telah memeluk Islam, meminta izin raja agar "gereja"nya
(Islam) juga diwakilkan dalam debat. Dengan restu Raja, saya juga diberi
kehormatan menghadiri diskusi tersebut.
Hari Minggu pagi,
perwakilan berbagai macam golongan Kristen berkumpul untuk mencapai mufakat
dalam masalah periode waktu masa menjanda.
Pembicara bergiliran
menyampaikan pidatonya. Tuhan Yang Maha Kuasa telah memberikan Billy Graham
atau Jimmy Swaggart yang potensial bagi bangsa Afrika dan setiap orang.
Pada akhir setiap khotbah
pendengar bertepuk tangan dengan antusias. Pembicara yang berikutnya datang dan
menolak pendahulunya dengan ekspresi yang secara tidak langsung menyatakan
omong kosong, sampah! Dan, menimbulkan suara tepuk tangan kembali. Dari pagi
sampai petang perdebatan berlangsung. Sekitar pukul 5 sore giliran saya tiba.
Dengan sebuah kitab suci Al-Qur'an yang Anda lihat di sampul buklet ini, di
dalam tangan saya, saya memulai, "Dari pagi sampai malam, kita telah meraba-raba
untuk sebuah jawaban, selama berapa lama seorang wanita menunggu sebelum
menikah kembali sesudah kematian suaminya: dan kita telah mendengar bahwa apa
yang dikatakan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, dan apa yang dikatakan
Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama, tetapi kita belum mendapatkan jawabannya!
Karena penyelesaian masalah kita ada di dalam --"Perjanjian
Terakhir".
"Perjanjian Terakhir"
"Perjanjian
Terakhir" adalah sebuah bom bagi pendeta-pendeta dan penda'wah Kristen.
Mereka belum pernah mendengar ekspresi perjanjian terakhir dalam kehidupan
mereka." Mengutip Lama dan Baru, Baru dan Lama tidak akan menolong karena
jawabannya berada dalam Perjanjian Terakhir Tuhan untuk manusia!" Saya
mengacungkan kitab di atas kepala saya, dan hanya membaca bahasa Inggris dari
kitab suci Al-Qur'an, surat kedua ayat 234. Sebuah referensi yang sangat mudah
diingat 2: 234, hanya 2234!
"Orang-orang yang
meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan istri istri (hendaklah para
istri itu) menangguhkan dirinya (ber'iddah) empat bulan sepuluh hari. Kemudian
apabila telah habis 'iddahnya, maka tiada dosa bagimu (para wali) membiarkan
mereka berbuat terhadap diri mereka menurut yang patut. Allah mengetahui apa
yang kamu perbuat." (QS. Al-Baqarah: 234).
Saya bertanya kepada para
pendengar, "Empat bulan sepuluh hari, Anda menghendaki penjelasan
lagi?" Mereka semua menjawab secara bersamaan, "Tidak!", Saya
menjelaskan kepada mereka hikmah dibalik masa "empat bulan sepuluh
hari". Dalam ayat terdahulu, dalam perjanjian Tuhan yang terakhir dan
penghabisan ini, kita diberitahu tentang masa menunggu setelah perceraian:
"... wanita-wanita
yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru ..." (QS.
Al-Baqarah: 228).
Hal ini layak melihat
pernikahan yang dalam kondisi bubar mungkin menghasilkan isu tersebut.
Sementara dalam kasus janda akibat kematian ditentukan sebuah masa tambahan
satu bulan sepuluh hari. Sangat masuk akal, setiap orang akan setuju, tetapi
apa mu'jizat atas semua ini? Setiap orang arif dapat memperkirakan masa tiga
bulan setelah perceraian dan 4 bulan 10 hari setelah kematian suaminya.
Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam memperkirakan sebaik setiap orang lain!
Ini benar, tetapi bukti bahwa semua ajaran yang sehat dan berguna tersebut
bukanlah pekerjaan tangan Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam ada di dalam
ayat setelah ayat tentang masa 4 bulan dan 10 hari:
"Dan, tidak ada dosa
bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu menyembunyikan
keinginan (mengawini mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu akan
menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu janganlah kamu mengadakan janji kawin
dengan mereka secara rahasia, kecuali sekedar mengucapkan (kepada mereka)
perkataan yang ma'ruf. Dan janganlah kamu ber'azam (bertetap hati) untuk beraqad
nikah, sebelum habis iiddahnya ..." (QS. Al-Baqarah: 235)
Sidik Jari Tuhan
"Jangan memutuskan
untuk menikah sampai masa tunggu yang sudah ditetapkan telah berlalu." Ini
bukan kecerdasan Muhammad (saw)! Ini kebijaksanaan Tuhan Yang Maha Bijaksana.
Pencipta Yang Maha Mengetahui, mengetahui kelemahan ciptaannya. Manusia dalam
kerakusan dan nafsu besarnya akan mengambil keuntungan yang tidak adil dari
janda yang sangat bingung. Dia baru saja kehilangan tulang punggung dan
penopang dalam mencari nafkah. Dia mempunyai sejumlah anak kecil yang harus
diberi makan dan ia mungkin juga kehilangan penampilannya dan nilainya dalam
pasar perkawinan menjadi berkurang. Dia sepertinya berpegang erat pada jerami.
Dalam kondisi emosinya yang tidak stabil ketika pemangsa membuat penawaran.
Dalam ketergesa-gesaan dan ketidakamanannya ia mungkin dengan cepat menerima.
Psikolog yang terkemuka (bukan Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam)
benar-benar menyadari, semua perangkap yang disimpan oleh para pria. Karena itu
ada peringatan --"Tidak ada perjanjian sampai masa yang telah ditentukan
dipenuhi!"
'Iddah' sesudah sebuah
perceraian adalah 3 bulan. Di sini anda diberikan 40 hari tambahan untuk
memulihkan keseimbangan dan ketenangannya. Dalam masa tersebut, jika keinginan
menikah datang, ia mempunyai kesempatan mendiskusikan masalah tersebut secara
tenang dengan teman atau saudaranya. Dia dapat menghindari perangkap sebuah
penerimaan yang tergesa-gesa dengan sebuah per-kembangan panjang yang
berlarut-larut dan menyakitkan.
Apakah Muhammad
Shallallahu Alalhi wa Sallam berfikir dan memecahkan semua ini di padang pasir
14 abad yang lalu? Anda terlalu memujinya! Berulang kali ia disuruh menyatakan
bahwa hikmah Al-Qur'an bukanlah perbuatannya, Tidak lain sebuah wahyu yang
diturunkan kepadanya oleh pencipta terbaiknya. Jika Anda masih meragukan
kesaksiannya maka terimalah tantangannya. Dia disuruh menyatakan:
"Katakanlah,
'Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa
Al-Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia,
sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain." (QS.
Bani 'Israel: 88).
Dunia ditantang untuk
menghasilkan sebuah kitab seperti kitab suci Al-Qur'an dan dalam 14 abad belum
ada satu pun yang berhasil membuatnya. Orang-orang Kristen Arab yang bangga
dengan 15 juta populasi saat ini, agar tidak dikalahkan, telah membuat
Injil-Injil Kristen dalam gaya Al-Qur'an. Mereka telah melakukan plagiat
terhadap kitab suci Al-Qur'an dengan mencuri kata-kata dan rangkaian kata
bahkan gaya bahasa, tanpa melupakan Bismillah! Setiap pasal dari ciptaan mereka
yang paling modern mulai dengan ayat pertama wahyu Al-Qur'an ini. Anda harus
melihatnya untuk mempercayainya. Berikut ini sebuah fotokopi "wahyu"
buatan manusia yang baru.
Inilah bukti lain yang
membuktikan bahwa Al-Qur' an tak dapat dibandingkan. Cobalah semau Anda.
Tantangan masih berlaku. Kitab suci Al-Qur'an adalah Firman Allah yang
diwahyukan kepada Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam dan merupakan mu'jizat
dari mu'jizat-mu'jizat!
"Dan ini
sungguh-sungguh sebuah mu'jizat!" (Pendeta Bosworth Smith).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar